Kampanye Bijaksana dan Bermoral

Kampanye Bijaksana dan Bermoral - Hallo Masyarakat Indonesia Seputar Indonesia, Pada Seputar Indonesia Akan Membahas Kampanye Bijaksana dan Bermoral, Saya Telah Menyiadakan Artikel Elite Bangsa. mudah-mudahan isi Artikel Pencitraan Kali ini Dapat Anda Mengerti. okelah, ini dia Artikel Kali ini.

Judul Artikel : Kampanye Bijaksana dan Bermoral

lihat juga


Kampanye Bijaksana dan Bermoral

perlombaan antarpeserta Pemilu 2019 telah ditiup. Kompetisi di gelanggang kampanye sudah diawali 23 September 2018. Selama hampir tujuh bulan ke depan, para peserta pemilu dipersilakan untuk saling bertarung visi, misi, dan program. Mereka akan berkompetisi menyebarkan konsep dalam rangka merayu para pemilih. Mereka juga akan menyuguhkan berjenis-jenis gerakan dan manuver untuk mencari perhatian ke pemilih.

Mungkin mereka juga menebar tagline, petunjuk jari sampai #tagar sebagai usaha meraih kemenangan. Masa kampanye merupakan momentum untuk mempertahankan maupun merebut kekuasaan.

Karenanya kita sepatutnya bersiap- siap menyaksikan beraneka manuver dan gerakan yang dijalankan para peserta pemilu. Kita berkeinginan supaya pengerjaan Pemilu 2019 dapat menuju ke arah demokrasi substansial. Jangan hingga Pemilu 2019 cuma dilewati secara prosedural lima tahunan. Kita tak berharap Pemilu 2019 yang telah menghabiskan anggaran triliunan rupiah cuma menyisakan permasalahan dan mengancam persatuan si kecil bangsa. Salah satu kunci keberhasilan pemilu merupakan seberapa bermutu kita melewati masa kampanye. Untuk itu, pada masa kampanye ini peserta pemilu haruslah berkampanye secara arif dan bermoral.

Dari sisi materi kampanye, peserta pemilu haruslah taat pada hukum. Hukum sudah memberikan garis demarkasi bahwa materi kampanye tak boleh mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan format Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kampanye juga tak boleh melaksanakan aktivitas yang berbahaya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; tak menghina seseorang, agama, suku, ras, kelompok, calon, dan/atau peserta pemilu yang lain; tak menghasut dan mengadu domba perseorangan maupun masyarakat; tak mengganggu ketertiban awam; tak mengancam untuk melaksanakan kekerasan atau menyarankan penerapan kekerasan terhadap seseorang, sekelompok member masyarakat, dan/atau peserta pemilu yang lain.

Kecuali itu, tak merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye peserta pemilu; tak memakai fasilitas pemerintah, daerah ibadah, dan daerah pengajaran; tak menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya terhadap peserta kampanye.

Cocok dengan Perbawaslu Nomor 28 Tahun 2018 seputar Pengawasan Kampanye, kampanye juga seharusnya dilaksanakan secara sopan (memakai bahasa atau kalimat yang santun dan cocok ditampilkan terhadap lazim); tertib (tak mengganggu kepentingan biasa); mengajar (memberikan info yang berkhasiat dan mencerdaskan pemilih); arif dan berbudi pekerti (tak menyerang pribadi, golongan, kategori, atau pasangan calon lain); dan tak bersifat provokatif.

Manuner Elite

Kita berharap supaya peraturan-hukum itu dipatuhi peserta pemilu. Tertib itu bukanlah deretan huruf yang cuma ada di atas kertas. Yang terlebih, para peserta pemilu dapat melaksanakan kampanye layak dengan tata tertib dan adab yang ada. Figur kampanye peserta pemilu haruslah yang mencerdaskan dan bermartabat. Peserta pemilu semestinya menyuguhkan manuver pantas dengan moralitas dan nilainilai keluhuran bangsa ini.

Hal ini penting di tengah kondisi mulai munculnya kemuakan publik memandang manuver yang dilaksanakan politikus. Karena, akhir-akhir ini kadang kala timbul manuver elite politik yang keterlaluan dalam mencari kemenangan.

Pemakaian info SARA, penyebaran fitnah, propaganda hitam, broadcast hoaks sampai penyebaran politik uang yaitu deretan contoh kampanye yang akan meruntuhkan bangunan pengajaran politik di negeri ini. Malahan, penerapan metode-metode itu dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Pemakaian info SARA, contohnya, dapat mengubur rasa persaudaraan antaranak bangsa. Penyebaran fitnah dan broadcast hoaks akan menimbulkan saling ketidakpercayaan, saling curiga sampai berujung pada perselisihan.

Adapun kampanye dengan mengaplikasikan politik uang akan berpotensi merusak cara kerja demokrasi dan pengajaran politik warga. Bagi pemilih, politik uang akan mengakibatkan candu materialisme.

Pemilih tak lagi peduli pada visi, misi dan program peserta pemilu. Inilah yang aku ucap politik uang akan merusak demokrasi.


Demikianlah Artikel Elite Bangsa Kali ini Kampanye Bijaksana dan Bermoral

Sekian Artikel Kampanye Bijaksana dan Bermoral, mudah-mudahan bisa dipahami anda semua. baiklah, sekian artikel Elite Bangsa kali ini, Salam Indonesia.

Anda sedang membaca artikel Kampanye Bijaksana dan Bermoral dan artikel ini url permalinknya adalah http://info-termlifeinsurance.blogspot.com/2018/08/kampanye-bijaksana-dan-bermoral.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampanye Bijaksana dan Bertata

Kampanye Bijaksana dan Berbudi

Kampanye Bijaksana dan Berbudi